Berbagi Pengalaman Jilid 1: Susahnya masuk PTN

Tahun baru 2014 tinggal beberapa hari lagi, sungguh menyedihkan jika mengingat dosa dan kesalahan kita di masa lampau, semoga Alloh berikan jalan taubat bagi kita, dan kita selalu dalam bimbingan Alloh agar tidak kembali terpeleset dalam dunia yang salah itu. Sore ini ingin sekali berbagi pengalaman yang mungkin bagi sebagian orang tidak terlalu penting, tapi untuk penulis mungkin ini pengalaman yang sebenarnya ingin sekali penulis bagikan agar mereka yang membaca bisa jauh lebih baik dari penulis di masa yang akan datang. Penulis adalah seorang anak yang dilahirkan dari seorang guru SD saat itu (bapak) dan seorang guru SMP (ibu), 25 tahun yang lalu pada 7 September 1988. Cerita ini berawal semenjak lulus dari SLTA karena penulis merasa banyak kegagalan-kegagalan yang penulis rasakan yang dapat dibagikan agar banyak yang bisa mengambil sebuah pelajarannya. Lulus dari MAN saat itu tidak tahu tempat kuliah itu dimana saja, jurusan itu apa saja, maklum anak pertama tidak punya kakak hehe... akhirnya dari pihak sekolah yaitu MAN 2 Kota Bogor, penulis di daftarkan untuk mengikuti PMDK kalo sekarang mungkin lebih dikenal dengan sebutan SNMPTN undangan. saat itu penulis mengikuti PMDK pada jurusan pendidikan matematika di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena sangat kagum dengan sosok guru matematika di MAN 2 Kota Bogor yaitu pak H. Eman Supriyatman, S,Pd. beliau juga lulusan IAIN Jakarta Pendidikan Matematika, sungguh beliau bukan hanya ganteng, kaya, pintar matematika tapi juga seorang motivator sejati yang mampu menghargai prestasi sekecil apapun. Selain melihat kekaguman penulis pada beliau, sejak MTs. penulis memang sangat senang dengan matematika, terlebih setelah melihat sosok pak Jiem (Sebutan pak H. Eman Supriyatman) saat itu. Namun nasib berkata lain, saya tidak lolos PMDK tersebut... sedih kan? sedih untuk penulis hehe... akhirnya penulis konsultasi dengan ibu, kata ibu: nanti ikut saja SPMB Nasional (red: SNMPTN saat ini), kata ibu: jurusannya pilihan pertama akuntansi dan pilihan kedua pendidikan Bahasa Inggris keduanya di UNJ. Ibu saya pun bilang SNMPTNnya ambil IPS saja, perhitungannya agar penulis bisa mengalahkan kemampuan matematika yang ikut jalur IPS pada SPMB Nasional itu, karena tesnya Bahasa Inggris, Matematika dan Bahasa Indonesia. Tahu apa yang terjadi? ternyata Ujian SPMB ada dua sesi, sesi pagi Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia, dan sesi siang Ekonomi, Sejarah, Geografi dan materi IPS lainnya... dan ternyata hasilnya tidak lulus.. hehe, sedih kan? sedih untuk penulis hehe... salah strategi, ibu penulis kira tesnya hanya tiga mata pelajaran hehe... maklum lagi anak pertama tidak punya kakak tidak tahu informasi... setelah tidak lulus itu bagaimana? sedih, ya manusiawi, setelah itu ibu berdiskusi lagi dengan penulis, ibu bilang: ingin kuliah di akademi apoteker atau akademi kesehatan? setelah diskusi akhirnya penulis diminta ibu mencari Akademi Kesehatan (Negeri) di Jakarta, diberi uang untuk mencari sendiri keliling Jakarta naik angkot dan kendaraan umu, bertanya pada setiap supir angkot, bener baru keliling Jakarta naik angkot sendiri setelah lulus SLTA hehe, akhirnya penulis sampai juga ke tempat tujuan, alhamdulillaah... subhaanalloh serasa mendapatkan sebuah harapan setelah nyasar kesana-kemari keliling jakarta mencari Akademi Kesehatan...  penulis pun tiba di tempat sekitar jam 2 siang, kemudian masuk ke ruang pendaftaran dengan rasa lelah dan harapan yang besar (sangat optimis) tidak bisa dibayangkan saat itu. Masuk ke meja pendaftaran dan terlihat banyak berkas disana, tapi tidak ada yang menunggu, kemudian penulis mengucapkan salam dan akhirnya ada yang keluar, penulis berkata: pak, maaf betul ini akademi kesehatan? Bapak tersebut bilang: iya, ada apa dek? penulis: saya ingin mendaftarkan diri untuk ikut tes pak disini.. Bapak tersebut bilang: de, maaf pendaftarannya sudah tutup jam 12 siang, penulis pun terdiam dan lemas mendengarnya. Penulis: pak, saya dari Bogor, mencari-cari sendiri tempat ini dan baru sampai, apakah tidak bisa mendaftar? Bapak: maaf de sudah tutup, coba ke Bapak yang disana.. akhirnya penulis menuju seorang Bapak di sebelah kampus, yang terlihat seperti dosen, dan kemudian penulis menceritakan kepada beliau bahwa penulis ingin mendaftar kuliah disini. dan akhirnya Bapak tersebut bertanya: Sekolahnya dimana de? Nilai UAN kamu berapa de? pekerjaan orang tua apa? mau kuliah di tempat Bapak? nanti konsultasikan dengan orang tua yah.. beliau pun memberikan kartu nama dan nama akademi kesehatan swasta. Akhirnya penulis pun pulang dan tidak bisa mendaftar disana.. Sedih kan? untuk penulis sangat sedih... hehe, ini yang ketiga.. sepulang ke rumah penulis cerita kepada orang tua dan akhirnya Bapak penulis menelpon Bapak tadi, dan selama pembicaraan itu Bapak tadi bilang harus ada uang 8 juta, kasian orang tua saya... hehe, tidak punya uang sebanyak itu, dan itu pun akademi kesehatan swasta, akhirnya tidak kuliah disana. kemudian harapan terakhir adalah pengumuman SPMB Lokal di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, setelah mencari akademi kesehatan, penulis menguikuti tes SPMB lokal di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, setelah sebelumnya berkonsultasi dengan ibu jurusan yang dipilih, pertama adalah Pendidikan Kimia, dan kedua adalah Kimia Murni. Hal itu dipertimbangkan karena PMDK jurusan pendidikan matematika saat yang lalu tidak lulus, sedangkan nilai kimia di raport 9.. Sungguh saya sangat cinta matematika, tapi karena kenyataan akhirnya saya pun mengikuti apa kata ibu... sambil menunggu pengumuman dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beberapa waktu penulis menangis, dan itu sangat wajar, kemudian tibalah surat dari dinas kesehatan ke rumah, atas nama R. Ahmad Zaky El Islami, di dalamnya tertulis ucapan selamat anda terpilih untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Sukabumi, dengan gegap gempita penulis dan keluarga sangat senang, dan beberapa hari setelah surat itu datang, kami sekeluarga bergegas ke sukabumi untuk daftar ulang, namun ternyata setelah sampai ke sukabumi ternyata itusebuah kampus swasta serupa dengan kursus yang hanya kuliah selama satu tahun kemudian ditempatkan bekerja, karena sudah tidak ada pilihan lain, akhirnya keluarga memutuskan untuk mendaftarkan nama penulis disana, dengan membayar uang pendaftaran, dengan perjanjian jika tidak jadi sekolah disana, maka uang pendaftaran hanya dapat diambil setengahnya, sungguh keadaan saat itu sangat sulit bagi kami. Setelah beberapa waktu akhirnya tiba malam pengumuman ujian SPMB Lokal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan tengah malam kami (bapak, ibu, penulis) membuka internet bersama-sama dengan membaca Bismillaahirrohmaanirrohiim... akhirnya nama R. Ahmad Zaky El Islami dinyatakan diterima di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Kimia... Ya Alloh,,, betapa bahagianya penulis saat itu, setelah menangus beberapa kali... hingga disiapkan PTS-PTS jika harapan terakhir yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini tidak lulus lagi, bahkan sudah siap hanya kuliah satu tahun kemudian bekerja di Sukabumi, sungguh menangis melihat nama penulis dinyatakan lulus saat itu... Alhamdulillah ya Alloh... pendek cerita penulis pun menjadi satu-satunya mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang lulus 4 Tahun semenjak berdirinya Program Studi Pendidikan Kimia hingga sekarang tahun 2013... dan pengalaman bagaimana agar bisa mencapai 4 tahun itu sudah penulis bagikan kepada mereka yang ingin juga dapat lulus 4 tahun pada para mahasiswa prodi Pendidikan Kimia ataupun Prodi-prodi pendidikan IPA yang lainnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar mereka mampu bersaing dalam percaturan dunia kerja setelah lulus dari UIN dengan karakter bekerja keras selama kuliah, Pendek cerita setelah penulis Kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada juli 2010 sejak 2006 selama 4 tahun dengan penuh kesadaran akan sulitnya waktu penulis ingin diterima di UIN dulu, pada tahun 2011 penulis diterima S2 di Sekolah Pascasarjana UPI Prodi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah lanjutan di Bandung dan lulus Agustus 2013 sebagai lulusan yang pertama saat itu dalam satu angkatan yaitu angkatan 2011 pada Prodi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah lanjutan, Kelulusan ini pun tidak lepas dari pengalaman penulis saat berjuang di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. dan tentunya kelulusan selama penulis menempuh S2 pun, siap penulis bagikan bagi mereka yang membutuhkan. Semoga bisa mengambil manfaat agar pembaca bisa jauh lebih baik dari penulis aamiin... ini cerita hanya sebagian,,, semoga nanti bisa dilengkapi insyaAlloh,,, aamiin...

Tidak ada komentar: