R. Ahmad Zaky El Islami
Editor in Chief/Managing Editor of International Journals; Jurnal Peneltian dan Pembelajaran IPA (https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index), Gagasan Pendidikan Indonesia (https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/GAGASAN/index), International Journal of STEM Eductaion for Sustainability (https://journal.gmpionline.com/index.php/ijses/index)
Salah Seorang Dosen Muda Indonesia Mendapatkan Kesempatan ke United Kingdom dengan Dana Hibah Penelitian dari University of Dundee, Skotlandia, United Kingdom mengenai STEM Education.
Zaky, begitu orang-orang
memanggilnya. Dia adalah salah satu dosen muda yang memiliki homebase di salah
satu PTN di Banten yaitu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Sejak tahun 2015 diterima sebagai CPNS, pria kelahiran Bogor 7
September 1988 ini bekerja sebagai dosen di Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Sejak tahun 2015 juga dia menjadi ketua redaksi Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran IPA yang sekarang telah terakreditasi oleh
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Republik Indonesia pada
peringkat dua dan telah terindeks oleh Emerging Source Citation Index (ESCI)
dari Web of Science.
Kesempatannya untuk melakukan International
Southeast Asia Meeting on Teacher Education Training for Quality Education in
STEM di University of Dundee,
UK tidak lepas dari Jurnal yang dikelolanya. Pada tahun 2017 ia melakukan
internasionalisasi Jurnal bersama timnya di Jurnal. Dia mencari para pakar di
bidang Pendidikan IPA melalui Profil Google Scholar, yang kemudian
mencocokkannya dengan data di scopus, kemudian mencari email para pakar
tersebut melalui google dan mengundang mereka untuk menjadi editor dan reviewer Jurnal, sampai pada akhirnya bertemulah dia dengan salah seorang
reviewer Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA dari Thailand yang bernama
Assoc. Prof. Chatree Faikhamta, Ph.D dari Kasetsart University. Akademisi
Thailand yang sering menulis di Jurnal-Jurnal bereputasi ini sangat rendah hati
dan suka mengembangkan orang lain meskipun baru dikenalnya, hal ini dapat
terlihat disaat beliau mengajak zaky untuk ikut dalam menulis Proposal Global
Challenges Research Fund (GCRF) yang akhirnya tembus didanai oleh University of
Dundee pada tahun 2019. Ketua Peneliti dalam penelitian ini adalah Prof. Dr. Samia Khan dari
University of Dundee, Skotlandia, United Kingdom, dengan anggota Assoc. Prof.
Chatree Faikamta, Ph.D dari Thailand, Assoc. Prof. Dr. Nguyen Van Bien dari
Vietnam, dan R. Ahmad Zaky El Islami, M.Pd. dari Indonesia.
Sebelum ke UK, tim ini melakukan rapat
secara online melalui aplikasi Skype dan Zoom sebanyak empat kali untuk mempersiapkan apa
saja yang akan dibahas saat meeting di UK. Pada tanggal 3-7 Juni 2019 akhirnya
meeting dilaksanakan dengan lancar dan sukses di University of Dundee,
Skotlandia, UK. Pada hari pertama meeting yaitu 3 Juni 2019 setiap peneliti memaparkan
mengenai STEM Education di
masing-masing negara dihubungkan dengan keadaan sosial, politik dan budaya di
masing-masing negara, dan berdiskusi selama pemaparan berlangsung. Hasil dari pertemuan
pertama ini adalah profil masing-masing negara yang telah dilengkapi dengan dokumen dan untuk
mendapatkan ide awal perbandingan dari ke-empat negara (Skotlandia, Thailand, Vietnam, dan
Indonesia). Pada hari kedua yaitu 4 Juni 2019 masing-masing peneliti memaparkan
poster masing-masing negara mengenai STEM
Education yang telah dibuat di masing-masing negara sebelum berangkat ke
UK, masing-masing peneliti berputar melihat masing-masing poster dan menuliskan
pertanyaan yang ditempelkan menggunakan kertas pada masing-masing poster dan
kemudian masing-masing peneliti menjawab pertanyaan yang ditempelkan pada
kertas. Adapun isi dari poster adalah kurikulum nasional di tingkat SMP/MTs, science framework, pendekatan dalam
pembelajaran IPA di tingkat SMP/MTs, hasil yang ingin dicapai mata pelajaran
IPA di tingkat SMP/MTs, sumber referensi guru IPA di tingkat SMP/MTs dalam
pembuatan soal penilaian (assessment), praktek saintifik dalam pembelajaran IPA
tingkat SMP/MTs, kurikulum calon guru IPA di Universitas (waktu dan struktur),
dan promosi mengenai STEM Education
dari pemerintah. Adapun hasil dari pertemuan ke-dua ini adalah perbandingan dan
perbedaan masing-masing negara dalam sistem pendidikan di Asia Tenggara dan
Skotlandia. Pada hari ke-tiga yaitu 5 Juni 2019 para peneliti memaparkan
kurikulum untuk calon guru IPA di masing-masing negara dan berdiskusi untuk
memperkuat pemahaman masing-masing peneliti dan mencari perbedaan dan
persamaannya. Setelah itu menyusun MII-STEM (Model based Inquiry
Integrated-Science, Technology, Engeneering, and Mathematics), hasil dari
pertemuan ketiga ini adalah desain awal penelitian tiap negara dan aktivitas
secara umum mengenai MII-STEM. Pada pertemuan ke-empat yaitu 6 Juni 2019
menyusun aktivitas kunci dari MII-STEM, hasilnya adalah aktivitas kunci
mengenai MII-STEM. Pada hari ke-lima yaitu membahas finalisasi mengenai desain
penelitian, membuat timeline masing-masing negara, membuat kontrak
asisten peneliti, dan melakukan sit in dalam pembelajaran Prof. Dr. Neil
Taylor pada PGDE (Professional Graduate Diploma in Education) University
of Dundee pada tema homework yaitu
program satu tahun setelah mendapatkan gelar sarjana. Hasil dari Pertemuan ini
adalah dibuat timeline untuk masing-masing peneliti dalam melakukan
penelitian di masing-masing negara untuk mengembangkan MII-STEM setelah kembali ke negara masing-masing. Program ini
tidak hanya akan dilaksanakan sekali akan tetapi akan terus dilaksanakan dalam
rangka mempromosikan MII-STEM. Dan hasil dari penelitian ini akan
dipublikasikan khususnya pada Jurnal Internasional Bereputasi.
Foto bersama di hari ke-5 di University of Dundee, Skotlandia, UK (Assoc. Prof. Dr. Nguyen Van Bien, R. Ahmad Zaky El Islami, M.Pd., Prof. Dr. Samia Khan, Assoc. Prof. Chatree Faikhamta, Ph.D). |
Fenomena di Masa Saat Ini Mengenai Kesuksesan dan Orang Tua
Entah tulisan
ini merupakan tulisan yang memiliki makna baik atau tidak, sesuai dengan
keadaan umum atau tidak, namun penulis merasa bahwa fenomena ini harus
dituliskan. Karena dalam perasaan penulis, banyak yang akan mengalami hal ini.
Penulis bekerja
sebagai seorang Dosen di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Serang
dan baru saja lulus dalam Latihan Dasar (Latsar) CPNS beberapa hari lalu yakni
pada 13 September 2017. Pada 13 September 2017 penulis diumumkan lulus dalam
Latsar bersama 38 peserta latsar lainnya dari berbagai Institusi seperti Universitas
Indonesia (UI), Universitas Padjajaran (UNPAD), Universitas Negeri Jakarta (UNJ),
Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA).
Hal ini sangat menggembirakan, karena untuk menjadi PNS seorang CPNS harus
lulus Latsar dan Tes kesehatan, sedangkan pada hari itu diumumkan lulus latsar.
Sebagai CPNS yang telah melewati latsar selama kurang lebih 5 bulan, tentunya
banyak sekali ilmu dan inspirasi yang diperoleh saat latsar, termasuk saat kita
menghadapi keadaan saat orang tua sakit ketika kita sedang bertugas pun ada
dalam latsar tersebut, meskipun film dengan tokoh utama Budi mengenai keadaan
tersebut tidak sesuai dengan hati nurani penulis, yaitu Budi memilih bekerja
disaat Ibunya sakit, dan pada akhirnya ibunya meninggal dunia. Mungkin sengaja
dalam latsar diputarkan film tersebut agar kita siap menghadapi keadaan
tersebut yang akan terjadi dalam keseharian kita saat bertugas sebagai PNS atau
istilah sekarang disebut sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Cerita ini
dimulai saat penulis pulang dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada 13
September 2017. Esoknya penulis harus mulai bertugas kembali pada 14 September
2017. Tiba-tiba dipagi hari penulis dikabari bahwa Bapak sakit menggigil pada sekitar
pukul 02.00 mencari-cari rumah sakit untuk tindakan pertama, dan sudah beberapa
RS penuh akhirnya diterima di RSUD Cibinong dan mendapat kamar inap di kelas 3
dengan bantuan tetangga rumah dan saudara, setelah tahu Bapak sudah masuk kamar
inap, penulis masih tetap khawatir dengan keadaan Bapak, dan ingin langsung
pulang, sementara pada hari itu penulis harus mengantarkan mahasiswa praktikan
ke pihak sekolah untuk menjalani proses PPLK sebuah program magang selama
kurang lebih 2 bulan 1 minggu di Sekolah walaupun hati sedang sedih ingin
pulang, sambil terus menanyakan keadaan Bapak. Pada hari kamis 14 September
2017 penulis masih tetap berada di kampus untuk menjalani tugas dari pagi
hingga sore hari sebagai kewajiban seorang ASN sambil terus menanyakan keadaan
Bapak dan sangat ingin pulang, sekalipun Ibu dan Bapak selalu menjawab tidak usah
pulang, namun penulis tahu tidak ada orang tua yang ingin mengganggu aktivitas
anaknya, namun anaknya harus mengerti bahwa sebetulnya mereka sangat
membutuhkan kita di sampingnya. Pada sore hari masih pada hari yang sama, kamis
14 September 2017 penulis berada di ruang Jurusan dan saat itu rekan-rekan
penulis sedang berdiskusi siapa yang akan mendampingi mahasiswa jurusan saat
kegiatan mahasiswa di hari Jum’at sore hingga Minggu siang, dan ketua jurusan
pun meminta penulis untuk dapat mendampingi mahasiswa, saat itulah penulis
menginformasikan bahwa Bapak penulis masuk rumah sakit tadi pagi dan penulis
memohon maaf tidak bisa mendampingi mahasiswa karena akan pulang pada besok
hari Jum’at 15 September 2017 dan kemungkinan bisa hadir hanya menutup kegiatan
pada hari Minggu, akhirnya Ketua Jurusan memaklumi hal tersebut. Esoknya di
hari jum’at penulis masuk bekerja dari pagi hari untuk mengajar, dan Ketua
Jurusan meminta penulis untuk segera
pulang ke rumah karena kalo terlalu sore bisa macet, dan alhamduliillah penulis
beserta istri dan bayi serta adik istri yang menjaga bayi pulang sekitar pukul
15.30 setelah semua perlengkapan siap dan setelah sholat ashar. Adik istri
diantar sampai ke tempat pemberhentian angkutan kota (angkot) untuk pulang ke
Tangerang, sementara kami bertiga langsung ke RSUD Cibinong. Alhamdulillah sekitar
pukul 20.00 kami sampai di lokasi, dan kamar sudah pindah ke kelas satu dengan
bantuan saudara yang mengurusnya. Namun bayi kami tidak boleh masuk ke RS, dan
akhirnya saya dan istri saja yang masuk setelah adik kandung penulis memegang
bayi kami di luar. Saat itulah penulis mulai ikut menjaga Bapak, dalam hati dan
pikiran penulis siapa yang akan mengantarkan Bapak saat ingin ke kamar mandi
dalam keadaan di infus seperti anak laki-lakinya ini. Ibu pun sedang sakit
batuk sehingga tidak mungkin sekuat anak laki-lakinya ini sambil dalam hati
sedih dengan keadaan Bapak yang sakit, apalagi adik perempuan pertama sedang
hamil 9 bulan menunggu waktu lahirnya, dan adik bungsu masih belum cukup dewasa
dalam mengambil keputusan saat pihak rumah sakit bertanya, meskipin demikian
adik bungsu tetap ikut dapat menjaga namun tidak akan bisa sesigap anak
laki-lakinya ini. Bapak sakit Diabetes dengan gula 570 pada hari pertama ke
rumah sakit kamis 14 September 2017, dan kemudian pada hari Jum’at turun menjadi
510, sabtu menjadi 500, dan akhirnya diberi insulin pada hari minggu menjadi 207,
senin 224, dan selasa 245 kemudian kami pulang dan terakhir rabu sore di cek sebesar
217. Sungguh kehadiran anak laki-lakinya ini sangat dibuthkan oleh Bapak dan
Ibu, saat Bapak sakit, Ibu pun sakit dan Ibu harus sendiri ke RS untuk cek
dahak pada hari senin, selasa, dan rabu. Hari ini pun penulis dan kedua adik
perempuan masih menjaga Bapak untuk proses pemulihan dan Alhamdulillah mulai
membaik walaupun kadang sedikit lupa dan lelah yang kemudian harus kontrol pada
hari selasa depan 26 September 2017.
Alhamdulillah Ketua
Jurusan yang baik mengizinkan penulis untuk merawat Bapak, penulis pun tidak
bisa hadir menutup kegiatan mahasiswa pada hari minggu 17 September 2017 dan
digantikan oleh dosen yang lain, senin-rabu tanggal 18-20 September 2017 pun tidak
masuk karena izin, insyaAlloh hari Jum’at sudah kembali mengajar kembali, karena
rabu sore 20 September 2017 insyaAlloh bertukar menjaga dengan suami dari adik,
semoga mereka selalu bahagia, dan kamisnya 21 September 2017 libur tanggal
merah. Ketua jurusan tidak mengizinkan cuti meskipun penulis minta cuti, namun lebih
memilih memberikan izin untuk menjaga Bapak. Pada hari minggu istri
menggantikan penulis mengajar di salah satu PTN di Kota Tangerang, pada hari
senin dosen senior yang satu tim dengan penulis mengantikan penulis mengajar
pada hari itu, serta rekan dosen yang mengajar satu tim dengan penulis pada
hari selasa pun mengantikan penulis
mengajar pada hari itu, dan tim panitia kegiatan Jurnal Fakultas yang akan
diadakan pada Sabtu 23 September 2017 pun bekerja dengan penuh semangat dan
tanggung jawab meskipun penulis hanya bisa berdiskusi lewat grup whats’app.
Semoga Alloh membalas semua kebaikan yang diberikan kepada keluarga dan penulis.
Penulis hanya bisa menangis menerima kebaikan dari semuanya.
Saat dirawat di
Rumah Sakit, Bapak berada dalam satu ruangan bersama pasien lain yang juga
sakit, pasien tersebut sudah tua, dan yang menjaganya pun sudah tua yaitu
istrinya, sungguh saya sedih melihatnya, beliau memiliki lima anak perempuan
bahkan satu orang menikah dengan orang Australia dan sudah menjadi WNA disana,
4 orang lagi sudah sukses memiliki pekerjaan, dan selama di rawat pasien
tersebut hanya dikunjungi 2 anak perempuannya di malam hari dan pagi hari serta
cucunya, dan itu hanya sekali tidak menginap dikarenakan pekerjaan. Yang
membuat sedih lagi ibu yang menjaga juga sedang sakit, penulis hanya bisa
menghibur ibu tersebut sambil menjaga Bapak penulis di RS. Satu kali pasien
sebelah penulis jatuh di malam hari dan kami bantu bersama istri beliau serta
perawat untuk bangun kembali, semoga semua diberi sehat kembali. Kami yang
berbeda agama berdampingan tetap rukun disana, Bapak penulis yang selalu ingat
untuk sholat selalu dibimbing 5 hari sekali dengan bertayamum dan sholat sambil
duduk dan berbaring, dan pasien disamping sambil mendengarkan lantunan musik
yang diputar oleh istrinya. Hubungan kami baik dan saling menjaga, namun
penulis dan Bapak pulang terlebih dahulu hari Selasa 19 September 2017,
sementara pasien yang ada di samping kami masih disana. Inilah fenomena saat
ini, saat pekerjaan membuat kita sulit untuk memilih, saat pekerjaan membuat
kita sulit untuk mengambil keputusan. semoga Alloh menjadikan kita mudah untuk
menjadi pekerja yang baik serta anak yang berbakti kepada kedua orang tua,
penulis selalu yakin insyaAlloh jika kita mengutamakan orang tua, maka apapun
yang kita minta berupa kesuksesan, keberhasilan, kemudahan, maka Alloh kabulkan
insyaAlloh termasuk kesuksesan institusi tempat kita bekerja… Mohon do’anya
agar Bapak penulis diberi kesembuhan seperti sedia kala… aamiin… Mohon maaf
jika ada yang kurang berkenan, semoga kita selalu dalam keadaan sehat wal
‘aafiyat dan menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat untuk sesama.
Citeureup, 20 September 2017
R. Ahmad Zaky El Islami
Menjadi Pengelola Jurnal Ilmiah yang Maju, Bermutu, Berkarakter, dan Berdaya Saing dalam Kebersamaan
(Oleh: R. Ahmad Zaky El Islami, M.Pd.)
(Editor Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA/Dosen Jurusan Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa/Divisi Penerbitan Edupreneurship Innovation Center (EpIC) FKIP UNTIRTA)
Sebagaimana kita menyadari bahwa tidak ada pencapaian tanpa niat baik dan keterlibatan orang lain di dalamnya, maka dengan itu kebersamaan adalah harga mutlak sebuah tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Jurnal ilmiah merupakan salah satu kegiatan yang dapat menunjang tridharma perguruan tinggi bidang penelitian. Bagi dosen, artikel ilmiah merupakan luaran yang sangat penting, karena artikel penelitian merupakan cikal bakal pengembangan ilmu pengetahuan. Setidaknya seorang dosen juga diharapkan mampu mengelola mesin pencetak artikel ilmiah tersebut yaitu Jurnal ilmiah agar semakin banyak publikasi hasil penelitian yang dapat disebarluaskan secara universal. Setidaknya terdapat dua hal yang perlu dimiliki oleh pengelola jurnal ilmiah yaitu kemauan dan kemampuan
1. Kemauan
Kemauan berarti bahwa pengelola jurnal ilmiah harus memiliki keinginan dan tekad yang kuat untuk menjadikan jurnal yang dikelolanya agar maju, bermutu, berkarakter, dan berdaya saing dalam kebersamaan.
2. Kemampuan
Kemampuan yang harus dimiliki oleh pengelola jurnal meliputi:
a.Kemampuan dalam pengoperasian OJS (Open Journal System)
b.Kemampuan dalam menjaga keharmonisan dan keterlibatan dewan redaksi dalam proses pengelolaan jurnal ilmiah
c.Kemampuan dalam menjaga hubungan baik dengan mitra bebestari/reviewer dari luar institusi dalam proses pengelolaan jurnal ilmiah
d.Kemampuan dalam menjaga hubungan baik dengan para penulis dari dalam institusi dan luar institusi.
Dengan demikian diharapkan jurnal ilmiah yang dikelola dan dikembangkan dapat menjadi jurnal ilmiah yang maju, bermutu, berkarakter, dan berdaya saing dalam kebersamaan.
Istikhoroh membawaku ke Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Pendidikan IPA
Penulis adalah
alumni kampus ciputat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Kimia Angkatan 2006
setelah diterima melalui jalur SPMB Mandiri dan resmi menjadi Sarjana
Pendidikan (S.Pd.) setelah lulus ujian munaqosah (sidang) pada 29 Juli 2010 dan
Wisuda 16 Oktober 2010. Tahun 2011 mengikuti tes ujian masuk S2 Program Studi
Magister Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan di
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dan diterima serta resmi menjadi
Magister Pendidikan (M.Pd.) setelah lulus ujian tahap 1 pada 1 Agustus 2013 dan
ujian tahap 2 pada 26 Agustus 2013 kemudian wisuda pada 18 Desember 2013. Sedangkan
semasa sekolah penulis belajar di SDN Tarikolot 1, Madrasah Diniyah Islamiyah,
Madrasah Tsanawiyah Al-Asiyah dan MAN 2 Kota Bogor.
Keseharian
penulis adalah seorang guru sejak awal kuliah di tahun 2006 pada bulan Juli
selama 3 semester di SDN Sangkali Bogor mengajar Pendidikan Agama Islam kelas
1,2,3 selama satu tahun, kemudian mengajar IPA dan Ekskul MIPA Club selama satu
semester. Pada semester 4 tidak mengajar, dan semester 5 mengajar privat kembali
di lembaga BIP El-Mughni Ciputat, Lembaga Privat Hadziq Bintaro dan Privat
mandiri di pinang emas Jakarta Selatan hingga semester 6, dan pada liburan
semester 5 PKL di Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama
kurang lebih satu bulan di Februari 2009. Pada liburan semester 6 pun tidak
mengajar selama 2 bulan karena harus mengikuti PKL di LIPI Cibinong-Bogor pada
Juli 2009-Agustus 2009. Setelah PKL, pada semester 7 penulis kembali mencoba
untuk melamar di bimbel yang lain yaitu Bimbel PT. Maestro Pendidikan Indonesia
Bintaro dan hanya mendapatkan kesempatan mengajar kurang lebih 3 bulan dan
tidak diperpanjang lagi oleh bimbel tersebut. Pada semester 8 kemudian mengikuti
PPKT (Praktek Profesi Keguruan Terpadu) di SMAN 87 Jakarta selama 4 bulan sejak
Februari-Mei 2010, dan Alhamdulillah lulus S.Pd. pada Juli 2010. Setelah lulus
pada Juli 2010 istirahat sambil menunggu bulan puasa habis, dan berencana
mencari pekerjaan, dan pada bulan September 2010 bekerja sebagai staf akademik
di bimbel GAMA UI Petukangan Jakarta Selatan, pada Desember 2010 sakit karena
kelelahan dan berhenti kemudian istirahat, Februari 2011 berangkat ke Bandung
untuk mendaftar tes di UPI dan mengajar les untuk persiapan UN SMPN 26 Bandung
di Sarijadi Bandung dari Februari hingga April 2011. Di bulan April testing di
UPI Alhamdulillah diterima dan kuliah pada September 2011. Semester 1 kuliah di
UPI tidak mengajar, dan semester 2 mulai mengajar di bimbel AIVIA di Bandung
selama kurang lebih satu semester dan magang kurang lebih 2 bulan di FPOK Prodi
D3 Keperawatan UPI menemani dosen biokimia. Pada semester 3 tidak mengajar lagi
dan lulus pada semester 4 yaitu Agustus 2013. Sebelum lulus, mengajar di kelas
jauh STIE IPWIJA di klapanunggal-Bogor pada mata kuliah matematika ekonomi
beberapa pertemuan saja, kemudian setelah lulus dari UPI mengajar privat di LPP
Smart Student di ciputat 2 hari senin-selasa, dan bimbel LP ELite di Bogor
kurang lebih 4 hari; rabu, kamis, jum’at, dan sabtu sebelumnya sabtu pagi mengajar
di STAI Al-aqidah Al-Hasyimmiyah kampus citeureup-Bogor, dan minggunya mengajar
di Universitas Djuanda Pokjar Klapanunggal kemudian menjadi tutor pengganti di
UT pokjar citeureup-Bogor selama satu semester. Dan pada Februari 2014 alhamdulillah
mengajar di Jurusan Pendidikan IPA Prodi Pendidikan kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai dosen tidak tetap selama satu tahun untuk mengampu
mata kuliah kimia dasar, kimia dasar I, kimia dasar 2 dan pembelajaran IPA pada
program S1 ke-2, Dan hampir setiap sore hari sepulang dari kampus UIN mengajar
privat matematika, kimia, fisika, bahasa inggris, IPA baik tingkat SD, SMP,
maupun SMA di rumah-rumah hingga diumumkan lulus CPNS dan harus mulai aktif di
Serang.
Demikian informasi
mengenai curriculum vitae dari
penulis, dan penulis akan berbagi tentang proses penulis dinyatakan lulus CPNS
2014 sebagai Dosen Pendidikan IPA Untirta yang diumumkan ba’da Ashar pada 11
Februari 2015 alhamdulillaah….
Penulis memiliki
keyakinan tidak ada manusia yang tidak memiliki salah dan dosa dalam hidupnya
kecuali Nabi Muhammad SAW yang Alloh ma’sum, Selain itu penulis punya keyakinan
bahwa Alloh selalu mengampuni hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan memperbaiki
setiap kesalahannya dengan berbuat kebaikan untuk menghapus keburukan (Semoga
Alloh mengampuni setiap dosa aamiin), penulis pun mohon maaf jika memilki
kesalahan dalam hidup kepada semua yang pernah mengenal penulis (semoga Alloh
membalas kebaikannya). Maka ketika penulis mencapai mimpi dalam istikhoroh yang
sangat tepat dan menjadi kenyataan penulis pun yakin bukan hanya karena istikhoroh
penulis, melainkan semua karena pertolongan Alloh , kebaikan Alloh, dan kasih
sayang Alloh, do’a kedua orang tua tercinta (kelulusan CPNS ini untukmu mah,
pak insyaAlloh), do’a Bapak ibu guruku tercinta (semoga selalu berbahagia
bersama keluarga), do’a Bapak/Ibu dosenku tercinta (semoga selalu berbahagia
dimana pun berada bersama orang-orang tercinta), keberkahan tangan guru-guru
dan dosen-dosenku sebagai bentuk cintaku kepada orang tuaku di sekolah
(guru-guruku) maupun di kampus (dosen-dosenku), do’a para murid dan mahasiswa
(semoga sukses selalu), do’a teman-temanku (Semoga selalu bahagia), do’a mereka
yang diam-diam (semoga Alloh membalas), do’a para malaikat (ketika mendo’akan
orang lain) dan do’a orang-orang yang mungkin tak penulis kenal (semoga Alloh
membalas kebaikan semuanya).
Cerita ini
berawal di bulan September 2014, saat dibuka pendaftaran tes CPNS. Saat itu
penulis mengajar di kampus yang mendidikku selama 4 tahun sebagai mahasiswa
(2006-2010) dan 1 tahun sebagai dosen (2014-2015). Pada September 2014 tersebut
dibukalah formasi beberapa PTN dan berbagai institusi yang membuka formasi
dengan beragam kualifikasi pendidikan dan formasi untuk menjadi abdi negara.
Penulis kemudian menunggu apakah kampusku tempat mengajar yaitu UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta akan membuka formasi Dosen Pendidikan Kimia dari kemenag
(kementerian Agama), namun hingga beberapa hari belum juga ada pengumuman
formasi. Sambil menunggu pengumuman kemenag yang belum muncul juga. Penulis
punya kebiasaan untuk sholat istikhoroh hampir setiap hari untuk urusan jodoh,
urusan pekerjaan maupun yang lainnya, dan penulis mengkhususkan istikhoroh di
bulan-bulan itu adalah jodoh dengan siapa suatu saat nanti akan menikah dan dimana
akan tes CPNS. Tidak lama kemudian di bukalah
formasi Dosen untuk kemendikbud (kementerian pendidikan dan kebudayaan) RI di
PTN seluruh Indonesia, informasi ini dari kakak kelas yaitu pak Juhzi (betapa
orang-orang di sekitar sangat banyak membantu dalam proses yang dijalani),
pengumuman ini bisa diakses di internet khususnya di www.cpns.kemdikbud.go.id.
Kemudian penulis mendaftarkan diri pada situs panselnas, sebelum mendaftar ke instansi. Dan pada hari sabtu ketika mengajar program S1 ke-2 di UIN, saat itu perkuliahan sedang di pindah di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Disana bertemu dengan pak Juhzi dan beliau pun ngobrol dengan penulis, pak juhzi: nanti mau ambil dimana? dan formasi apa? penulis: belum tau pak. pak juhzi: kalo bisa kita bertiga jangan sampai sama. Dan suatu malam penulis bermimpi sedang bersama dua kakak kelas di UIN Jakarta yang
juga sama-sama mengajar program S1 ke-2 yaitu teh Evi Sapinatul Bahriah dan pak
Juhzi, dalam mimpi itu teh Evi mengatakan; zaky ambil jurusan pendidikan IPA
saja di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kemudian penulis melihat formasi yang ada di kemendikbud dan tentu penulis menuliskan hampir
semua formasi dengan kualifikasi S2 Pendidikan IPA dan S2 Pendidikan Kimia di
PTN dari sabang sampai merauke. Dengan menuliskan PTN-PTN terdekat dengan
domisili penulis, maka formasi itu ada tiga PTN; Universitas Pendidikan
Indonesia (Bandung), Universitas Negeri Jakarta (Jakarta), dan Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa (Serang). Selain itu juga penulis menuliskan dimana formasi
S2 Pendidikan IPA dan S2 Pendidikan Kimia pada 3 PTN tersebut. Waktu terus
bergulir kemenag pun belum juga menunjukkan pengumuman formasinya dan penulis mengirim
sms untuk ibu penulis kemudian melaporkan formasi 3 PTN tersebut; UPI, UNJ dan
UNTIRTA. Kemudian ibu membalas sms dengan tulisan UPI, kemudian penulis
membalas lagi “mimpina di UNTIRTA, kumaha mah?”(red: Mimpinya di Untirta,
bagaimana mah?), ibu pun membalas lagi UNTIRTA. Sambil terus menunggu kemenag
yang belum ada juga pengumuman formasinya akhirnya bismillah, sudah istikhoroh
dan orang tua sudah merestui, maka penulis pun mendaftar pada formasi Dosen
Pendidikan IPA UNTIRTA. Setelah mendaftar di panselnas maka semua pendaftar
tidak bisa mengulang dan mendaftar lagi ke Instansi manapun, namun karena sudah
bismillah insyaAlloh ini yang terbaik. Di akhir hari penutupan pendaftaran
kemdikbud barulah kemenag mengumumkan formasinya, sedangkan proses pendaftaran
online minimal harus dua hari, sehingga tidak mungkin penulis mendaftar di
kemdikbud hari itu, harus satu hari sebelumnya, dan penulis pun mengucap
alhamdulillah sudah daftar jauh-jauh hari karena seandainya penulis menunggu
kemenag sampai pengumuman formasi maka tidak bisa mendaftar di kemendikbud. Dan
di kampusku UIN Jakarta ternyata hanya membuka formasi S2 Kimia Organik,
berarti ini memang sudah Alloh berikan jalannya harus ke UNTIRTA.
Aktivitas
penulis tetap mengajar senin-minggu baik pagi, siang, sore, maupun malam
tergantung jadwal yang ada. Pada tanggal 10-10-2014 adalah hari tes pertama
yaitu TKD (Tes Kompetensi Dasar) dan penulis mendapatkan jadwal tes pukul 14.00
di UNJ. Beberapa hari sebelumnya ada sms pemberitahuan agar semua dosen tidak
tetap untuk ikut rapat jam 9 di Fakultas karena ada pengalihan bank untuk
pembayaran gaji dan hari itu 10-10-14, Bapak Kaprodi pendidikan kimia yang
sangat saya banggakan dan tak terhitung jasanya kepada saya, semoga beliau
senantiasa bahagia yaitu Bapak Dedi Irwandi, M.Si. memberitahu saya untuk ikut
rapat juga. Memang sudah Alloh yang mengatur semuanya
pada tanggal 10-10-14 tersebut, ternyata mahasiswa pendidikan kimia sedang
mengadakan ta’aruf(acara HMJ) ke luar sehingga meminta izin untuk libur pada saat
tanggal 9-10-14 kepada penulis. 10-10-14 adalah tepat saat harus ikut rapat,
tepat mahasiswa izin libur dan tepat hari itu TKD di UNJ dan hebatnya tepat 1 tahun
sebelumnya TKD CPNS Widyaiswara di kementerian perdagangan RI 10-10-13 lulus,
namun TKB tidak lulus saat psikotes. Sekarang masalahnya adalah rapat jam
09.00-11.00, kemudian tes TKD di UNJ jam 14.00 dan harus di ruang komputer pada
13.30, jarak pun cukup lumayan dari UIN ke UNJ sedangkan penulis sendiri belum
pernah ke UNJ dan hari itu adalah hari jum’at tentu harus sholat jum’at.
Setelah berkonsultasi dengan orang tua, akhirnya Bapak berinisiatif meminta
bantuan mang Aneng mengendarai mobil untuk ke UIN dan mengantar ke UNJ.
Alhamdulillah selesai rapat Bapak dan mang Aneng pun sampai dan langsung
bergegas menuju UNJ, sholat jum’at di daerah Jakarta dan sampai UNJ tidak terlambat,
alhamdulillah.. (ini pertama kalinya penulis ke UNJ he..)
Sampai di UNJ
tes pun dimulai pukul 14.00 dengan sistem CAT (Computer Assisted Tes) berupa
TKD (Tes Kompetensi Dasar), mengerjakan 100 soal dalam 90 menit yang terbagi
dalam 3 kategori; kepribadian 35 soal, tes intelejensi umum 35 soal dan tes
wawasan kebangsaan 30 soal. Saat selesai
tes langsung bisa melihat hasilnya dan dicatat. Nilai saat itu Kepribadian
(TKP) 132 dari nilai maksimal 175 dengan banyak soal 35 masing-masing satu soal
bernilai 1-5, kemudian nilai tes intelejensi umum (TIU) sebesar 90 dari nilai
maksimal 175 dengan nilai masing-masing soal benar 5 dan nilai salah 0, dan
nilai tes wawasan kebangsaan sebesar 80 dari nilai maksimal 150 dengan nilai
masing-masing soal benar 5 dan nilai salah 0. Setelah tes kemudian saya melihat
hp dan ada sms dari teh Evi Sapinatul Bahriah tentang pengumuman menpan saat
itu bahwa nilai minimum TKD adalah TKP 126, TIU 75 dan TWK 70. Alhamdulillah
ketiganya memenuhi syarat walaupun sangat sedikit TKP hanya 4 poin di atas
standar, TIU 15 poin di atas standar dan TWK 10 poin di atas standar. Alhamdulillah semakin menunjukkan Alloh yang
membantu semuanya.
Setelah TKD
kembali mengajar seperti biasa sebagai kewajiban dan bentuk pengabdian. Tidak
banyak memikirkan tes CPNS, karena sudah berlalu, tugas sekarang tawakal (menyerahkan
semuanya ke Alloh) dan tetap bekerja totalitas untuk UIN dan privat. Tak lama
kemudian ada pengumuman resmi hasil TKD dengan nilai yang sama saat tes di UNJ
(Artinya tesnya bersih). Pengumuman resmi ini dimuat pada tanggal 24-11-14 di
situs kemdikbud dan diminta untuk mengirimkan berkas sejak 26
Nopember 2014 s.d. 5 Desember 2014, terakhir cap pos tanggal 5
Desember 2014 untuk pemberkasan dan bagi yang memenuhi syarat dapat mengikuti tes
selanjutnya yaitu TKB (Tes Kompetensi Bidang). Dalam pengumuman resmi tersebut
ada 5 orang lulus TKD nama penulis paling bawah, dan ada kabar ada dosen tetap
UNTIRTA diantara 5 orang itu (tapi karena sudah istikhoroh, maka bismillah). Pekerjaan
masih banyak baik di kelas, maupun di laboratorium dan privat saat itu. Namun
prinsip saat itu tidak boleh melalaikan tanggung jawab sekalipun sedang tes
CPNS. Karena semua berawal dari istikhoroh artinya semua Alloh yang menunjukkan
jalannya, maka tidak boleh melalaikan tugas dan kewajiban dalam mengajar.
Kemudian akhirnya penulis mengirim berkas, pas sekali di kostan ada satu amplop
lamaran yang sebelumnya diniatkan untuk melamar ke Fakultas Sains dan Teknologi
di UIN, namun selalu tidak ada kaprodinya (yang sebelumnya istikhoroh juga),
artinya ini petunjuk bahwa tidak perlu melamar ke FST. Berkas itu pun kemudian
digunakan untuk pemberkasan tes CPNS di UNTIRTA. Setelah dikirim lewat pos ke
UNTIRTA, tak lama ada informasi dari teh Evi bahwa surat lamaran harus ditulis
tangan sedangkan penulis malah diketik, informasi ini ternyata ada di
pengumuman saat pembukaan formasi di bulan September lalu, akhirnya setelah
diskusi dengan teh Evi, beliau menyarankan untuk mengirim kembali berkas secara
menyeluruh. Dan akhirnya penulis pun menelpon ibu dan mengikuti saran teh Evi.
Kebetulan adik penulis saat itu sabtu 29 November 2014 sedang di Bogor,
sehingga legalisir ijazah bisa dibawa saat ke kampus hari senin 1 Desember 2014
(kembali Alloh menunjukkan Maha Kuasa-Nya). Senin 1-12-14 pun mengajar dan
selasa 2-12-14 setelah membimbing praktikum kimia di laboratorium baru bisa
mengumpulkan syarat pemberkasan di kostan dan ke pos, namun sayang tutup karena
sudah jam 3 lewat, akhirnya rabu pagi Alhamdulillah bisa diposkan kembali
3-12-15 dan terakhir 5-12-15 cap pos dan harus segera diterima pihak UNTIRTA,
alhamdulillah pos kilat sehari tidak telat (Alloh menolong surat tersebut
sampai ke UNTIRTA). Kembali aktivitas penulis mengajar, tidak banyak memikirkan
tes CPNS karena sudah berlalu dan tinggal tawakal menyerahkan semuanya kepada
Alloh SWT dan berdo’a. Suatu hari di tanggal 12-12-14 di malam hari ketika
mengajar privat ada sms dari teh Evi kalo jurusan pendidikan IPA yang lolos
berkas hanya satu orang dan itu adalah penulis. Penulis belum bisa membalas sms
karena belum bisa melihat pengumuman dari hp, Alhamdulillah dalam hati sangat
bersyukur, sepulangnya di kostan buka leptop dan Alhamdulillah yang lolos
berkas dari 5 orang hanya satu, subhaanalloh, maka penulis berhak mengikut tes
TKB sebagai tes selanjutnya, setelah tahu barulah membalas sms the Evi (semoga
belau selalu sehat dan bahagia… aamiin). Kemudian penulis membuka situs
internet dan web untirta, melihat-lihat web tersebut kemudian ada pengumuman
untuk fakultas hukum tes TKB tanggal 15 Desember 2015 dengan ketentuan membawa
CV, ppt untuk mengajar, SAP dan lainnya. Penulis pun menyiapkan semuanya,
sekali pun untuk FKIP Jurusan Pendidikan IPA belum ada pengumuman resmi, dengan
pertimbangan “lebih baik lebih daripada kurang” maka penuls menyiapkan itu
semua. Kemudian ada pengumuman bahwa
tanggl 15 dan 16 Desember adalah tes TKB, senin 15 Desember tes TKB di Fakultas
dan selasa 16 Desember tes TKB oleh rektorat. Dan Alhamdulillah pada senin 8
Desember 2015 perkuliahan kimia dasar di UIN kelas biologi pun sudah selesai tinggal
menunggu pekan UAS tanggal 29 Desember-10 Januari. Dan pada 15 Desember tadinya
akan dilakukan pembahasan tugas (jam diluar perkuliahan) karena bentrok dengan
TKB akhirnya penulis meminta izin ke mahasiswa biologi A dan B pembahasan
tugasnya hari rabu 17 Desember 2014. Dan tak lupa lewat sms dan inbox fb saya
meminta do’a ke semua mahasiswa yang pernah penulis ajar kimia dasar angkatan
2014 Biologi A, biologi B, kimia A, kimia B dan Kimia A angkatan 2013 untuk
mendo’akan penulis agar sukses ujian TKB. Mereka pun mendo’akan di kelas terima
kasih untuk semuanya, semoga kalian sukses dunia akherat.. Aamiin.
Hari minggu malam
14-12-14 pun penulis berangkat dari rumah diantar oleh orang tua dan mang Aneng
malam hari, karena Ibu sangat ingin mengantar anaknya berjuang disana, kasih
sayang Ibu tak mungkin tergantikan, ya Alloh tolong bahagiakan Ibuku dan
bapakku… aamiin… Ibu pun dan Bapak
mengantarkan kesana malam-malam dan sampai di Serang ternyata ada mahasiswa
kimia A bernama Dani yang rumahnya disana, yang menawarkan untuk menginap.
Namun ternyata sampai di sana terlalu malam dan sulit mencari rumahnya,
akhirnya dicarilah penginapan disana, dan sesampai di hotel ternyata harganya
200 ribu, dan penulis merasa tidak mau, penulis minta ke orang tua untuk tidur
di mesjid UNTIRTA saja, akhirnya orang tua mengijinkan. Dan masuklah ke UNTIRTA
dan meminta izin ke satpam yang ada di UNTIRTA, ternyata ada satu orang di mesjid
itu yang menginap juga namanya pak Ahmad Sahirul Alim Dosen IPB lulusan mesir
yang juga ikut tes CPNS di UNTIRTA. Akhirnya orang tua pun pulang saat itu
sekitar jam 22.30an, saya minta do’a dan restu orang tua, dan kami pun
berpisah. Sekitar satu jam kita mengobrol bersama di mesjid datanglah seseorang
dari luar ternyata beliau adalah saudara kang Ahmad Sahirul Alim yang mau
menjemput beliau ke rumahnya dekat UNTIRTA. Tapi baiknya mengajak penulis dan
kami pun naik motor bertiga, ya Alloh saya merasa tidak enak, tapi mereka
orang-orang baik dan kami pun menginap di rumahnya yang bagus sekali, hingga
tes ini selesai sekitar 2 hari dan menginap 2 malam. Semoga Alloh membalas
kebaikan mereka Aamiin. Kami pun sudah menjadi sahabat sejak malam itu, dengan
bertukar cerita, kami berjalan kaki ke UNTIRTA dan saling bertukar pengalaman,
kami makan bersama dan tidur pun satu kamar. Akhirnya beliau menceritakan bahwa
beliau dan istrinya sama-sama ikut Tes CPNS, istrinya di IPB dan beliau di
UNTIRTA, beliau hanya minta yang terbaik dari hasil tes CPNS ini untuk keduanya,
dan mereka pun mendapatkan yang terbaik istrinya lulus tes CPNS di IPB dan pak
Ahmad Sahirul Alim tetap mengajar sebagai Dosen IPB, Alhamdulillah… semoga
berbahagia… aamiin..
Keesokan harinya
pagi-pagi sekali setelah sarapan penulis dan kang Ahmad Sahirul Alim bergegas
ke UNTIRTA. Kami pun saling membantu terutama pak Ahmad Sahirul Alim yang
meminjamkan flash disknya, dan akhirnya semua peserta diminta untuk berkumpul
di depan fakultas untuk di absen dan mengikuti tes mengajar dan wawancara. Tak
lama kemudian Bapak Dekan menyebutkan bahwa setiap peserta akan diuji oleh
penguji yang telah ditentukan, dan subhaanalloh yang menguji adalah Bapak Dr.
Suroso Mukti Leksono Kajur Pendidikan IPA Untirta, beliau mengenal penulis karena
pernah satu semester ikut mata kuliah psikologi pendidikan di kelas penulis
ketika beliau S3 dan penulis kuliah S2 di UPI Bandung. Dan saat kuliah dulu pernah
diskusi dengan beliau saat di perpustakan. Semakin yakin bahwa Alloh yang
membawa penulis kesini lewat istkhoroh dan mimpi malam itu Alloohu Akbar. Penulis
pun ketika tes mengajar lebih sedikit tenang karena penulis mengenal Bapak
penguji, dibandingkan jika tidak kenal, walau begitu penulis totalitas
memberikan performa terbaik. Namun ada hal yang membuat penulis malu, ketika
leptop penulis tidak bisa connect dengan infokus, pak Suroso meminjamkan leptop beliau, ketika filenya harus
dipindahkan dan penulis tidak punya flash disk beliau meminjamkan, ya Alloh…
kalo bukan beliau mungkin bingung harus bagaimana. Setelah penulis mengajar, tak
lama kemudian seorang dosen fisika Ph.D dari korea yang bukan penguji, masuk ke
dalam ruangan dan beliau bertanya begitu banyak, namun Alhamdulillah penulis
menjawab semampu penulis dengan konsep-konsep kimia, sekalipun Bapak yang masuk
itu selalu meminta penulis menjawab dengan konsep fisika, namun penulis tetap
menjawab dengan konsep kimia, karena penulis yakin bahwa konsep fisika pun bisa
ditinjau dari konsep kimia. Setelah tes mengajar tersebut, kemudian selesai dan diminta untuk tes wawancara. Dalam tes
wawancara banyak sekali poin pertanyaan yang ditanyakan, dalam hati penulis,
Bapak telah mengenal karakter penulis selama 2 tahun di UPI, sehingga penulis
lebih percaya pak Suroso lebih mengenal penulis ketika 2011-2013 di UPI
daripada mengenal hanya dengan wawancara yang hanya beberapa jam saja. Dan
penulis pun mengatakan penulis tidak bisa menjanjikan banyak hal namun saya
insyaAlloh akan memberikan yang terbaik untuk untirta, begitu pun dengan
pertanyaan beliau ketika bertanya mengapa memilih untirta maka jawabannya
adalah hasil istikhoroh dan sebagainya. Selesai wawancara beliau meminta fotokopi
kartu tes karena nomor peserta disana berbeda dengan nomor dari pusat,
sedangkan yang diakui adalah yang di pusat, setelah dicek oleh beliau di
internet memang nomor yang penulis pegang sama dengan nomor yang ada di pusat
pada situs kemdikbud, alhamdulillah (Alloh membantu lewat siapa yang Alloh
kehendaki)
Keesokan harinya
tes di depan rektor dan ini pun wawancara yang sangat sulit, karena Bapak Rektor
memegang berkas yang sangat banyak yang isinya konten mengenai pertanyaan, 5
orang peserta sekali wawancara berbarengan. Pertanyaannya ada 3; pertanyaan pertama
tentang SNP dan bagian orang pertama yang ditanya adalah penulis dan
Alhamdulillah bisa terjawab walaupun tidak sempurna (dan sebelum penulis masuk
ruangan, pak Ahmad Sahirul Alim yang sudah diwawancara sebelumnya sempat bilang
beliau ditanya SNP dan akhirnya penulis membaca mengenai SNP), penulis hanya
menjawab 7 SNP, dan 4 rekan yang lain ternyata menjawab kurang dari 7.
Pertanyaan kedua Bapak Rektor adalah tentang standar proses yang sesuai SNP,
dan penulis adalah orang yang ke-5 yang ditanya, diputar posisinya. Penulis
stres tidak tau apa jawabannya, dan keliahatannya semua pun mengarang, penulis hanya
berdo’a ya Alloh penulis pasrah tidak punya jawaban, tapi ketika orang ketiga
menjawab kemudian Bapak Rektor memotongnya “pembelajarannya itu harus menarik
dan lain sebagainya”, kemudian Bapak rektor meminta orang ke-empat untuk
mengulangi jawaban beliau namun ternyata orang ke-empat ini tidak mengulangi
dan mencari jawaban sendiri, setelah itu giliran penulis, dan saat itu spontan
penulis menjawab berdasarkan pengalaman mengajar mata kuliah pembelajaran IPA
di UIN tentang pendekatan saintifik, dan Bapak rektor pun senang dengan jawaban
itu, menegaskan kepada semuanya “nah ini yang dinamakan pembelajaran yang
sesuai dengan SNP”, alhamdulillaah penulis senang bukan kepalang. Kemudian
adzan dzuhur pun berkumandang, Bapak rektor meminta kita semua mendengarkan adzan.
Adzan pun penulis jawab, dan setelah selesai berdo’a setelah adzan, kemudian
pertanyaan terakhir mulai dari penulis, dan penulis bersiap lagi, beliau mulai
menanyakan nama penulis, awalnya agak kurang peduli dengan penulis he, dan
penulis jawab zaky, dari UIN Jakarta dan UPI Bandung. Bapak rektor: Jurusan
pendidikan IPA kan? Penulis: Iya pak. Kemudian beliau mengeluarkan pertanyaan
terakhir, beliau mengatakan tentang KKNI, langsung penulis ingat pak Dedi Irwandi,
M.Si. yang memberikan penulis SAP dan Silabus Kimia Dasar yang berbasis KKNI.
Penulis pun menjawab dengan mengatakan bahwa KKNI adalah singkatan dari
Kerangka Kurikulum Nasional Indonesia, dan juga penjelasan mengenai apa yang
penulis ketahui dari SAP dan Silabus itu. Dan mungkin karena percaya, ke-empat
peserta setelah penulis menyebutkan singkatan yang sama Kerangka Kurikulum
Nasional Indonesia. Dan Bapak Rektor pun mengatakan semua salah harusnya
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. penulis lupa kalau KKNI itu adalah
Kurikulum KKNI, penulis lupa menempatkan satu kata itu hehe, dan semuanya pun
salah namun ketika beliau menjelaskan mengenai level SD ada levelnya (Tiba-tiba
penulis ingat KKNI penjelasan saat matrikulasi di UPI dulu oleh Bapak Dr. rer.
nat Ahmad Mudzakir, M.Si.) dan penulis pun kemudian sedikit menjawab “iya pak
sampai level 9” dan Bapak rektor pun mengiyakan “nah sampai level 9”.
Setidaknya penulis mencoba menutupi kesalahan satu kata pada singkatan itu
dengan level 9 hehe.. alhamdulillaah, dan wawancara pun selesai. Tinggal berdo’a
dan tawakal kembali.
Dan semua
berjalan kembali seperti biasa mengajar sampai malam, sambil berdo’a dan
mengecek pengumuman. Dan lama sekali pengumuman itu dipampang di website,
akhirnya tanggal 11 Februari 2015 Alloh menempatkan nama penulis lulus sebagai
CPNS Dosen Pendidikan IPA UNTIRTA, ALLOOHUAKBAR, sujud syukur dan menelpon
kedua orang tua. Alhamdulillah… begitulah ceritanya, pengalaman ini mengajarkan
penulis bahwa jika kita mengawali dengan istikhoroh artinya kita yakin Alloh
yang mengatur semuanya, mengajarlah dengan hati dan totalitas, insyaAlloh Alloh
berikan hadiah terindah untuk kita di waktu yang tepat. Alhamdulillaah… terima
kasih ya Alloh, terima kasih yang sudah membantu dan mendo’akan semoga Alloh
membalas semua kebaikan.
Kini tinggal melanjutkan
pengabdian untuk bangsa sebagai abdi Negara, bismillah, mohon do’anya agar
amanah… Aamiin…
Mohon maaf jika ada ada kata yang
kurang berkenan….
R. Ahmad Zaky El Islami
Terima kasih untuk Alloh
Subhaanahu wa ta’ala…
Terima kasih untuk kedua orang
tua…
Terima kasih untuk kedua adikku…
Terima kasih
untuk Bapak/Ibu dosenku di kampusku
tercinta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mendidikku terutama Bapak Dedi
Irwandi, M.Si., Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd., Bapak Tonih Feronika, M.Pd., Bapak
Burhanudin Milama, M.Pd., Bapak Munasprianto Ramli, M.A., Bapak Adi Riyadhi, M.Si., Bapak Dr. Sujiyo
Miranto, M.Pd., Ibu Enny S. Rosyidatun, M.A., Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Bapak
Hasian Pohan, M.Si., Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Ibu Baiq Hana Susanti,
M.Sc., Ibu Ani Nuraisyah, S.Pd., Pak Iwan Permana, M.Pd., Ibu Kinkin Suartini,
M.Pd., Ibu Erina, M.Si., Ibu Dewi Murniati, M.Si., Ibu Nanda Saridewi, M.Si., Ibu Salamah Agung, Ph.D.,
Bapak Prof. Dr. Sofyan Yatim, M.Si., Ibu Elin Driana, Ph.D., Pak Iwan Setiawan,
S.Pd.,
Terima kasih untuk Bapak/Ibu dosenku di kampusku almamaterku Universitas Pendidikan Indonesia yang mendidikku terutama Ibu Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si., Bapak Dr. Nahadi., M.Si., M.Pd., Bapak Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., Dr. rer. nat Ahmad Mudzakir, M.Si., Bapak Dr. Iqbal Musthapa Kamil, M.Si., Bapak Sumar, Ph.D., Bapak Dr. H. Kurnia, M.Si., Ibu Dr. Hernani, M.Pd., Bapak Dr. Yayan Sunarya, M.Pd., Prof. Dr. Bayong Cahyono., Ibu Ratih Indrinoersanti, S.Pd., Bapak Dr. Hayat Solihin, M.Sc., Bapak Agus Setiabudhi, M.Si., Bapak Dr. Wahyu Sopandi, M.Ed., Bapak Dr. Omay Suwarna, M.Si., Ibu Dr. Titin dan semua dosen-dosenku yang telah banyak berjasa dalam hidup ini.
Terima kasih untuk Bapak/Ibu dosenku di kampusku almamaterku Universitas Pendidikan Indonesia yang mendidikku terutama Ibu Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si., Bapak Dr. Nahadi., M.Si., M.Pd., Bapak Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., Dr. rer. nat Ahmad Mudzakir, M.Si., Bapak Dr. Iqbal Musthapa Kamil, M.Si., Bapak Sumar, Ph.D., Bapak Dr. H. Kurnia, M.Si., Ibu Dr. Hernani, M.Pd., Bapak Dr. Yayan Sunarya, M.Pd., Prof. Dr. Bayong Cahyono., Ibu Ratih Indrinoersanti, S.Pd., Bapak Dr. Hayat Solihin, M.Sc., Bapak Agus Setiabudhi, M.Si., Bapak Dr. Wahyu Sopandi, M.Ed., Bapak Dr. Omay Suwarna, M.Si., Ibu Dr. Titin dan semua dosen-dosenku yang telah banyak berjasa dalam hidup ini.
Terima kasih
untuk Bapak Ibu guruku di SDN Tarikolot 1, Madrasah Diniyah Islamiyah, MTs.
Al-Asiyah, MAN 2 Kota Bogor, Pak H. Eman Supriatman, pak Jamil, pak Imron, Bu
Retno, Bu Mia, Bu Sri, Bu Baeti dan semua guru-guruku yang telah banyak berjasa
dalam hidup ini.
Terima kasih
untuk teman2 seperjuangan, mahasiswaku, siswaku dan semuanya yang telah
mendo’akan…
Semoga Alloh berikan kesehatan, kebahagiaan dunia akherat untuk semuanya… Aamiin…
Semoga Alloh berikan kesehatan, kebahagiaan dunia akherat untuk semuanya… Aamiin…
Mengejar Layang-layang
Masa kecil selalu
memberikan ceritanya. Pernahkah mengingat masa itu? Pasti pernah karena masa
itu adalah masa yang paling jujur, masa yang paling tanpa beban, masa yang paling
berbahagia yang tidak banyak mengenal resiko dan pertimbangan. Satu cerita dari
banyak cerita masa kecil adalah mengejar layang-layang. Ketika mengejar layang-layang
yang putus tanpa sadar kita tidak melihat kiri-kanan dengan fokus, namun hanya
fokus melihat layang-layang yang putus. Subhaanalloh tidak terbayang betapa beraninya
saat itu mengejar layang-layang meskipun jauh, harganya hanya 200 rupiah, panas-panasan,
belum pasti dapat, tidak tahu saingan di depan sana setinggi apa atau segesit
apa, namun tetap bekerja keras lari sekencang mungkin untuk sampai pada posisi layang-layang
jatuh, setelah dapat senar/benangnya/layang-layangnya kita langsung berteriak
beunang! (red: “dapat” dalam bahasa sunda khas Bogor yang agak kasar), kemudian
semua yang mengejar diam dan tidak protes, betapa fair play nya mereka saat itu. Tahukah apa yang dirasakan ketika
mendapatkan layang-layang itu? Subhaanalloh rasa yang luar biasa bahagianya,
sekalipun harganya hanya 200 rupiah, namun bahagianya seperti mendapatkan hal
yang besar, alhamdulillaah. Itulah yang namanya kebahagiaan yang tidak
tergantung pada besar kecilnya materi namun pada prosesnya yang luar biasa
jujur, luar biasa berani, luar biasa ikhlas, luar biasa fair play, luar biasa bersih, kita semua merindukan masa itu,
semoga Alloh mengampuni dosa dan kesalahan kita di masa dewasa dan menjadikan
kembali karakter kita seperti masa-masa kecil kita yang jujur, yang tangguh,
yang berani, yang fokus dan ikhlas saat tidak mendapatkan layang-layang itu.
Pertanyaannya sekarang mampukah
di masa dewasa seberani itu? Tentu tidak sepenuhnya, karena segalanya butuh
pertimbangan, bukan tanpa pertimbangan yang cukup seperti mengejar layang-layang
yang hanya membutuhkan pertimbangan jauh atau tidaknya layang-layang itu akan jatuh.
Namun hal yang sangat inspiratif dalam cerita masa kecil itu adalah proses yang luar biasa menghasilkan
kebahagiaan yang luar biasa.
Jadi teringat ketika
mengikuti perkuliahan di Bandung ada satu mata kuliah yaitu inovasi pendidikan,
dalam mata kuliah tersebut belajar mengenai buku yang temanya membuat tujuan
intruksional atau tujuan pembelajaran, Bukunya begitu tebal dan tujuan utama buku
itu satu yaitu membuat tujuan pembelajaran. Betapa prosesnya sangat panjang
untuk membuat satu tujuan tersebut. Tahu kenapa saya menceritakan mata kuliah
ini? Ternyata perkuliahan ini memposisikan tujuan itu sangat penting, dipikir-pikir
benar juga yah tanpa tujuan kita tidak bisa melakukan sesuatu yang jelas, hanya
sekumpulan aktivitas yang berserakan. Namun jika memiliki tujuan, kita akan
berjuang keras dengan sederhana dan terarah sampai pada tujuan itu. Apa
hubungannya dengan mengejar layang-layang? Coba rasakan apa yang pertama kita
cari tahu saat mau mengejar layang-layang? Tentu layang-layang yang putus. Ketika
mengejar layang-layang sebenarnya kita telah menentukan tujuannya yaitu layang-layang
tersebut, bahkan tak menghiraukan layang-layang yang putus di sebelahnya. setelah
itu kita berlari sekuat tenaga, lompat, dan sampai sekalipun yang mendapatkan
layang-layang itu adalah orang lain kita tidak terlalu merasa rugi, itulah
masa-masa hebat kita, masa anak-anak.
Sekarang kita sudah
dewasa, banyak hal terjadi, banyak kegiatan, banyak kepentingan, banyak
aktivitas, banyak pertimbangan, namun satu yang tak boleh hilang, adalah
fokuskan tujuan, dalam kalimat lain milikilah cita-cita insyaAlloh itu lebih
baik. Belajar dari pengalaman orang lain dan diri sendiri itu baik, belajar tak
henti itu sangat baik, belajar dari siapapun itu pun baik, semoga kita tidak
lupa dengan karakter-karakter baik ketika masih anak-anak dalam mengejar
cita-cita :D dan semoga Alloh selalu membimbing kita yang lemah ini Aamiin.
#Z
Langganan:
Postingan (Atom)