Salah Seorang Dosen Muda Indonesia Mendapatkan Kesempatan ke United Kingdom dengan Dana Hibah Penelitian dari University of Dundee, Skotlandia, United Kingdom mengenai STEM Education.



Zaky, begitu orang-orang memanggilnya. Dia adalah salah satu dosen muda yang memiliki homebase di salah satu PTN di Banten yaitu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Sejak tahun 2015 diterima sebagai CPNS, pria kelahiran Bogor 7 September 1988 ini bekerja sebagai dosen di Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Sejak tahun 2015 juga dia menjadi ketua redaksi Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA yang sekarang telah terakreditasi oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Republik Indonesia pada peringkat dua dan telah terindeks oleh Emerging Source Citation Index (ESCI) dari Web of Science.

Kesempatannya untuk melakukan International Southeast Asia Meeting on Teacher Education Training for Quality Education in STEM di University of Dundee, UK tidak lepas dari Jurnal yang dikelolanya. Pada tahun 2017 ia melakukan internasionalisasi Jurnal bersama timnya di Jurnal. Dia mencari para pakar di bidang Pendidikan IPA melalui Profil Google Scholar, yang kemudian mencocokkannya dengan data di scopus, kemudian mencari email para pakar tersebut melalui google dan mengundang mereka untuk menjadi editor dan reviewer Jurnal, sampai pada akhirnya bertemulah dia dengan salah seorang reviewer Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA dari Thailand yang bernama Assoc. Prof. Chatree Faikhamta, Ph.D dari Kasetsart University. Akademisi Thailand yang sering menulis di Jurnal-Jurnal bereputasi ini sangat rendah hati dan suka mengembangkan orang lain meskipun baru dikenalnya, hal ini dapat terlihat disaat beliau mengajak zaky untuk ikut dalam menulis Proposal Global Challenges Research Fund (GCRF) yang akhirnya tembus didanai oleh University of Dundee pada tahun 2019. Ketua Peneliti dalam penelitian ini adalah Prof. Dr. Samia Khan dari University of Dundee, Skotlandia, United Kingdom, dengan anggota Assoc. Prof. Chatree Faikamta, Ph.D dari Thailand, Assoc. Prof. Dr. Nguyen Van Bien dari Vietnam, dan R. Ahmad Zaky El Islami, M.Pd. dari Indonesia.

Sebelum ke UK, tim ini melakukan rapat secara online melalui aplikasi Skype dan Zoom sebanyak empat kali untuk mempersiapkan apa saja yang akan dibahas saat meeting di UK. Pada tanggal 3-7 Juni 2019 akhirnya meeting dilaksanakan dengan lancar dan sukses di University of Dundee, Skotlandia, UK. Pada hari pertama meeting yaitu 3 Juni 2019 setiap peneliti memaparkan mengenai STEM Education di masing-masing negara dihubungkan dengan keadaan sosial, politik dan budaya di masing-masing negara, dan berdiskusi selama pemaparan berlangsung. Hasil dari pertemuan pertama ini adalah profil masing-masing negara yang telah dilengkapi dengan dokumen dan untuk mendapatkan ide awal perbandingan dari ke-empat negara (Skotlandia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia). Pada hari kedua yaitu 4 Juni 2019 masing-masing peneliti memaparkan poster masing-masing negara mengenai STEM Education yang telah dibuat di masing-masing negara sebelum berangkat ke UK, masing-masing peneliti berputar melihat masing-masing poster dan menuliskan pertanyaan yang ditempelkan menggunakan kertas pada masing-masing poster dan kemudian masing-masing peneliti menjawab pertanyaan yang ditempelkan pada kertas. Adapun isi dari poster adalah kurikulum nasional di tingkat SMP/MTs, science framework, pendekatan dalam pembelajaran IPA di tingkat SMP/MTs, hasil yang ingin dicapai mata pelajaran IPA di tingkat SMP/MTs, sumber referensi guru IPA di tingkat SMP/MTs dalam pembuatan soal penilaian (assessment), praktek saintifik dalam pembelajaran IPA tingkat SMP/MTs, kurikulum calon guru IPA di Universitas (waktu dan struktur), dan promosi mengenai STEM Education dari pemerintah. Adapun hasil dari pertemuan ke-dua ini adalah perbandingan dan perbedaan masing-masing negara dalam sistem pendidikan di Asia Tenggara dan Skotlandia. Pada hari ke-tiga yaitu 5 Juni 2019 para peneliti memaparkan kurikulum untuk calon guru IPA di masing-masing negara dan berdiskusi untuk memperkuat pemahaman masing-masing peneliti dan mencari perbedaan dan persamaannya. Setelah itu menyusun MII-STEM (Model based Inquiry Integrated-Science, Technology, Engeneering, and Mathematics), hasil dari pertemuan ketiga ini adalah desain awal penelitian tiap negara dan aktivitas secara umum mengenai MII-STEM. Pada pertemuan ke-empat yaitu 6 Juni 2019 menyusun aktivitas kunci dari MII-STEM, hasilnya adalah aktivitas kunci mengenai MII-STEM. Pada hari ke-lima yaitu membahas finalisasi mengenai desain penelitian, membuat timeline masing-masing negara, membuat kontrak asisten peneliti, dan melakukan sit in dalam pembelajaran Prof. Dr. Neil Taylor pada PGDE (Professional Graduate Diploma in Education) University of Dundee pada tema homework yaitu program satu tahun setelah mendapatkan gelar sarjana. Hasil dari Pertemuan ini adalah dibuat timeline untuk masing-masing peneliti dalam melakukan penelitian di masing-masing negara untuk mengembangkan MII-STEM setelah kembali ke negara masing-masing. Program ini tidak hanya akan dilaksanakan sekali akan tetapi akan terus dilaksanakan dalam rangka mempromosikan MII-STEM. Dan hasil dari penelitian ini akan dipublikasikan khususnya pada Jurnal Internasional Bereputasi.
Foto bersama di hari ke-5 di University of Dundee, Skotlandia, UK (Assoc. Prof. Dr. Nguyen Van Bien, R. Ahmad Zaky El Islami, M.Pd., Prof. Dr. Samia Khan, Assoc. Prof. Chatree Faikhamta, Ph.D).

Fenomena di Masa Saat Ini Mengenai Kesuksesan dan Orang Tua


Entah tulisan ini merupakan tulisan yang memiliki makna baik atau tidak, sesuai dengan keadaan umum atau tidak, namun penulis merasa bahwa fenomena ini harus dituliskan. Karena dalam perasaan penulis, banyak yang akan mengalami hal ini.
Penulis bekerja sebagai seorang Dosen di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Serang dan baru saja lulus dalam Latihan Dasar (Latsar) CPNS beberapa hari lalu yakni pada 13 September 2017. Pada 13 September 2017 penulis diumumkan lulus dalam Latsar bersama 38 peserta latsar lainnya dari berbagai Institusi seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjajaran (UNPAD), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA). Hal ini sangat menggembirakan, karena untuk menjadi PNS seorang CPNS harus lulus Latsar dan Tes kesehatan, sedangkan pada hari itu diumumkan lulus latsar. Sebagai CPNS yang telah melewati latsar selama kurang lebih 5 bulan, tentunya banyak sekali ilmu dan inspirasi yang diperoleh saat latsar, termasuk saat kita menghadapi keadaan saat orang tua sakit ketika kita sedang bertugas pun ada dalam latsar tersebut, meskipun film dengan tokoh utama Budi mengenai keadaan tersebut tidak sesuai dengan hati nurani penulis, yaitu Budi memilih bekerja disaat Ibunya sakit, dan pada akhirnya ibunya meninggal dunia. Mungkin sengaja dalam latsar diputarkan film tersebut agar kita siap menghadapi keadaan tersebut yang akan terjadi dalam keseharian kita saat bertugas sebagai PNS atau istilah sekarang disebut sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Cerita ini dimulai saat penulis pulang dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada 13 September 2017. Esoknya penulis harus mulai bertugas kembali pada 14 September 2017. Tiba-tiba dipagi hari penulis dikabari bahwa Bapak sakit menggigil pada sekitar pukul 02.00 mencari-cari rumah sakit untuk tindakan pertama, dan sudah beberapa RS penuh akhirnya diterima di RSUD Cibinong dan mendapat kamar inap di kelas 3 dengan bantuan tetangga rumah dan saudara, setelah tahu Bapak sudah masuk kamar inap, penulis masih tetap khawatir dengan keadaan Bapak, dan ingin langsung pulang, sementara pada hari itu penulis harus mengantarkan mahasiswa praktikan ke pihak sekolah untuk menjalani proses PPLK sebuah program magang selama kurang lebih 2 bulan 1 minggu di Sekolah walaupun hati sedang sedih ingin pulang, sambil terus menanyakan keadaan Bapak. Pada hari kamis 14 September 2017 penulis masih tetap berada di kampus untuk menjalani tugas dari pagi hingga sore hari sebagai kewajiban seorang ASN sambil terus menanyakan keadaan Bapak dan sangat ingin pulang, sekalipun Ibu dan Bapak selalu menjawab tidak usah pulang, namun penulis tahu tidak ada orang tua yang ingin mengganggu aktivitas anaknya, namun anaknya harus mengerti bahwa sebetulnya mereka sangat membutuhkan kita di sampingnya. Pada sore hari masih pada hari yang sama, kamis 14 September 2017 penulis berada di ruang Jurusan dan saat itu rekan-rekan penulis sedang berdiskusi siapa yang akan mendampingi mahasiswa jurusan saat kegiatan mahasiswa di hari Jum’at sore hingga Minggu siang, dan ketua jurusan pun meminta penulis untuk dapat mendampingi mahasiswa, saat itulah penulis menginformasikan bahwa Bapak penulis masuk rumah sakit tadi pagi dan penulis memohon maaf tidak bisa mendampingi mahasiswa karena akan pulang pada besok hari Jum’at 15 September 2017 dan kemungkinan bisa hadir hanya menutup kegiatan pada hari Minggu, akhirnya Ketua Jurusan memaklumi hal tersebut. Esoknya di hari jum’at penulis masuk bekerja dari pagi hari untuk mengajar, dan Ketua Jurusan meminta penulis  untuk segera pulang ke rumah karena kalo terlalu sore bisa macet, dan alhamduliillah penulis beserta istri dan bayi serta adik istri yang menjaga bayi pulang sekitar pukul 15.30 setelah semua perlengkapan siap dan setelah sholat ashar. Adik istri diantar sampai ke tempat pemberhentian angkutan kota (angkot) untuk pulang ke Tangerang, sementara kami bertiga langsung ke RSUD Cibinong. Alhamdulillah sekitar pukul 20.00 kami sampai di lokasi, dan kamar sudah pindah ke kelas satu dengan bantuan saudara yang mengurusnya. Namun bayi kami tidak boleh masuk ke RS, dan akhirnya saya dan istri saja yang masuk setelah adik kandung penulis memegang bayi kami di luar. Saat itulah penulis mulai ikut menjaga Bapak, dalam hati dan pikiran penulis siapa yang akan mengantarkan Bapak saat ingin ke kamar mandi dalam keadaan di infus seperti anak laki-lakinya ini. Ibu pun sedang sakit batuk sehingga tidak mungkin sekuat anak laki-lakinya ini sambil dalam hati sedih dengan keadaan Bapak yang sakit, apalagi adik perempuan pertama sedang hamil 9 bulan menunggu waktu lahirnya, dan adik bungsu masih belum cukup dewasa dalam mengambil keputusan saat pihak rumah sakit bertanya, meskipin demikian adik bungsu tetap ikut dapat menjaga namun tidak akan bisa sesigap anak laki-lakinya ini. Bapak sakit Diabetes dengan gula 570 pada hari pertama ke rumah sakit kamis 14 September 2017, dan kemudian pada hari Jum’at turun menjadi 510, sabtu menjadi 500, dan akhirnya diberi insulin pada hari minggu menjadi 207, senin 224, dan selasa 245 kemudian kami pulang dan terakhir rabu sore di cek sebesar 217. Sungguh kehadiran anak laki-lakinya ini sangat dibuthkan oleh Bapak dan Ibu, saat Bapak sakit, Ibu pun sakit dan Ibu harus sendiri ke RS untuk cek dahak pada hari senin, selasa, dan rabu. Hari ini pun penulis dan kedua adik perempuan masih menjaga Bapak untuk proses pemulihan dan Alhamdulillah mulai membaik walaupun kadang sedikit lupa dan lelah yang kemudian harus kontrol pada hari selasa depan 26 September 2017.
Alhamdulillah Ketua Jurusan yang baik mengizinkan penulis untuk merawat Bapak, penulis pun tidak bisa hadir menutup kegiatan mahasiswa pada hari minggu 17 September 2017 dan digantikan oleh dosen yang lain, senin-rabu tanggal 18-20 September 2017 pun tidak masuk karena izin, insyaAlloh hari Jum’at sudah kembali mengajar kembali, karena rabu sore 20 September 2017 insyaAlloh bertukar menjaga dengan suami dari adik, semoga mereka selalu bahagia, dan kamisnya 21 September 2017 libur tanggal merah. Ketua jurusan tidak mengizinkan cuti meskipun penulis minta cuti, namun lebih memilih memberikan izin untuk menjaga Bapak. Pada hari minggu istri menggantikan penulis mengajar di salah satu PTN di Kota Tangerang, pada hari senin dosen senior yang satu tim dengan penulis mengantikan penulis mengajar pada hari itu, serta rekan dosen yang mengajar satu tim dengan penulis pada hari selasa  pun mengantikan penulis mengajar pada hari itu, dan tim panitia kegiatan Jurnal Fakultas yang akan diadakan pada Sabtu 23 September 2017 pun bekerja dengan penuh semangat dan tanggung jawab meskipun penulis hanya bisa berdiskusi lewat grup whats’app. Semoga Alloh membalas semua kebaikan yang diberikan kepada keluarga dan penulis. Penulis hanya bisa menangis menerima kebaikan dari semuanya.
Saat dirawat di Rumah Sakit, Bapak berada dalam satu ruangan bersama pasien lain yang juga sakit, pasien tersebut sudah tua, dan yang menjaganya pun sudah tua yaitu istrinya, sungguh saya sedih melihatnya, beliau memiliki lima anak perempuan bahkan satu orang menikah dengan orang Australia dan sudah menjadi WNA disana, 4 orang lagi sudah sukses memiliki pekerjaan, dan selama di rawat pasien tersebut hanya dikunjungi 2 anak perempuannya di malam hari dan pagi hari serta cucunya, dan itu hanya sekali tidak menginap dikarenakan pekerjaan. Yang membuat sedih lagi ibu yang menjaga juga sedang sakit, penulis hanya bisa menghibur ibu tersebut sambil menjaga Bapak penulis di RS. Satu kali pasien sebelah penulis jatuh di malam hari dan kami bantu bersama istri beliau serta perawat untuk bangun kembali, semoga semua diberi sehat kembali. Kami yang berbeda agama berdampingan tetap rukun disana, Bapak penulis yang selalu ingat untuk sholat selalu dibimbing 5 hari sekali dengan bertayamum dan sholat sambil duduk dan berbaring, dan pasien disamping sambil mendengarkan lantunan musik yang diputar oleh istrinya. Hubungan kami baik dan saling menjaga, namun penulis dan Bapak pulang terlebih dahulu hari Selasa 19 September 2017, sementara pasien yang ada di samping kami masih disana. Inilah fenomena saat ini, saat pekerjaan membuat kita sulit untuk memilih, saat pekerjaan membuat kita sulit untuk mengambil keputusan. semoga Alloh menjadikan kita mudah untuk menjadi pekerja yang baik serta anak yang berbakti kepada kedua orang tua, penulis selalu yakin insyaAlloh jika kita mengutamakan orang tua, maka apapun yang kita minta berupa kesuksesan, keberhasilan, kemudahan, maka Alloh kabulkan insyaAlloh termasuk kesuksesan institusi tempat kita bekerja… Mohon do’anya agar Bapak penulis diberi kesembuhan seperti sedia kala… aamiin… Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan, semoga kita selalu dalam keadaan sehat wal ‘aafiyat dan menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat untuk sesama.
Citeureup, 20 September 2017


R. Ahmad Zaky El Islami

Menjadi Pengelola Jurnal Ilmiah yang Maju, Bermutu, Berkarakter, dan Berdaya Saing dalam Kebersamaan

















(Oleh: R. Ahmad Zaky El Islami, M.Pd.)

(Editor Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA/Dosen Jurusan Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa/Divisi Penerbitan Edupreneurship Innovation Center (EpIC) FKIP UNTIRTA)


Sebagaimana kita menyadari bahwa tidak ada pencapaian tanpa niat baik dan keterlibatan orang lain di dalamnya, maka dengan itu kebersamaan adalah harga mutlak sebuah tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Jurnal ilmiah merupakan salah satu kegiatan yang dapat menunjang tridharma perguruan tinggi bidang penelitian. Bagi dosen, artikel ilmiah merupakan luaran yang sangat penting, karena artikel penelitian merupakan cikal bakal pengembangan ilmu pengetahuan. Setidaknya seorang dosen juga diharapkan mampu mengelola mesin pencetak artikel ilmiah tersebut yaitu Jurnal ilmiah agar semakin banyak publikasi hasil penelitian yang dapat disebarluaskan secara universal. Setidaknya terdapat dua hal yang perlu dimiliki oleh pengelola jurnal ilmiah yaitu kemauan dan kemampuan

1. Kemauan
Kemauan berarti bahwa pengelola jurnal ilmiah harus memiliki keinginan dan tekad yang kuat untuk menjadikan jurnal yang dikelolanya agar maju, bermutu, berkarakter, dan berdaya saing dalam kebersamaan.

2. Kemampuan
Kemampuan yang harus dimiliki oleh pengelola jurnal meliputi:
a.Kemampuan dalam pengoperasian OJS (Open Journal System)
b.Kemampuan dalam menjaga keharmonisan dan keterlibatan dewan redaksi dalam proses pengelolaan jurnal ilmiah
c.Kemampuan dalam menjaga hubungan baik dengan mitra bebestari/reviewer dari luar institusi dalam proses pengelolaan jurnal ilmiah
d.Kemampuan dalam menjaga hubungan baik dengan para penulis dari dalam institusi dan luar institusi.

Dengan demikian diharapkan jurnal ilmiah yang dikelola dan dikembangkan dapat menjadi jurnal ilmiah yang maju, bermutu, berkarakter, dan berdaya saing dalam kebersamaan.